HISTORY PONDOK PESANTREN SARANG
![]() |
Sejarah
mencatat dengan tinta emasnya bahwa beliau adalah seorang yang sangat
dermawan dan pekerja keras dalam membangun sumber daya masyarakat dan
berdakwah di Sarang. Terbukti, untuk memperlancar misi dakwahnya sebagai
media pembelajaran bagi murid-muridnya, beliau dengan telaten menulis
sendiri kitab-kitab besar semacam : Tasfir Jalalain, Fathul Mu’in,
Bulughul Marom Dll. (Karena memang pada waktu itu belum ada percetakan
kitab seperti sekarang). Dan sampai sekarangpun manuskrip-manuskrip emas nan elegan itu masih tersimpan rapi di Pondok MIS dan MUS sebagai bukti sejarah.
Berawal
dari sebuah musholla kecil (sekarang masjid MIS) beliau dengan gigih
memulai aktivitas dakwahnya. Dengan semangat yang tinggi beliau menyeru
umat untuk meninggalkan budaya-budaya dan kepercayaan jahili menuju
budaya tuntunan Ilahi dan kepercayaan haqiqi yang sesuai dengan fitrah
insani, yaitu agama Islam. Dan sungguh hasil yang tak ternilai bisa kita
lihat sekarang bagaimana perubahan signifikan terjadi di Sarang. Kini
sudah 7 (tujuh) pondok pesantren berdiri megah disana, ditambah MGS yang
menjadi media perekat bagi pondok-pondok tersebut. Beribu-ribu alumnus
menyebar tidak hanya di pulau Jawa, bahkan di seluruh nusantara. Tidak
sedikit dari mereka yang sukses berdakwah dengan mendirikan pesantren
atau institusi-institusi pendidikan yang lain.
Adalah
sebuah prestasi yang sangat gemilang, dari anak seorang perantau
bernama Saliyo Bin Lanah atau Ghozaly. Sunnatulloh sudah menggariskan
bahwa setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan, dimana ada kehidupan
disitu pula ada kematian. Tepatnya pada tahun 1859 M. sang Kholiq
berkehendak menjemput hamba yang sangat dicintai-Nya ( Allohummarhamhu )
Dan dunia pun menangis melepas kepergiannya.
Sang
tokoh boleh tiada, tapi tongkat estafet dakwah harus tetap terjaga.
Maka sepeninggal beliau tugas mulia itu dilanjutkan oleh sang menantu,
yaitu KH. UMAR BIN HARUN. Selama 31 tahun beliau mengendalikan cikal
bakal podok Sarang ini dengan perkembangan yang cukup pesat, hingga
akhirnya pada tahun 1890 M. beliau dipanggil oleh Allah SWT. dan
perjuangan pun dilanjutkan oleh menantu KH. Ghozaly
yang lain, yaitu KH. SYU’AIB Bin ABDURROZZAQ dan dibantu oleh putranya
KH. AHMAD Bin SYU’AIB. Pada era kepemimpinan KH. Syu’aib lah pondok
Sarang ini berkembang dengan sangat pesat sekali, sehingga ketika beliau
menghadap Ilahi Robbi tepatnya pada tahun 1928 pesantren pun berkembang
menjadi dua, yang asal (utara jalan raya) diberi nama MA’HADUL ‘ILMI
AS-SYAR’I ( MIS ) yang diasuh oleh KH. IMAM KHOLIL
(Sepeninggal pengasuh kedua, yaitu KH. FAQIH IMAM, sekarang pondok ini
diasuh oleh KH. UMAR FARUQ & KH. ROGHIB MABRUR). Sedangkan yang baru
(sebelah selatan jalan) diberi nama MA’HADUL ‘ULUM AS-SYAR’IYYAH ( MUS )
yang diasuh oleh KH. ACHMAD SYU’AIB dibantu oleh menantunya KH. ZUBAIR
DAHLAN. (Sepeninggal beliau pondok ini diasuh oleh KH. ABD. ROCHIM
ACHMAD dan kini diganti oleh putranya KH. MOCH. SA’ID AR.).
Seiring
perputaran waktu, pesantren berkembang semakin pesat hingga akhirnya
bedirilah pondok-pondok pesantren yang lain seperti :
- PP. MANSYA’UL HUDA (PMH) diasuh oleh KH. Abdulloh ( sekarang diasuh oleh KH. Abu Na’im )
- PP. AL-AMIN diasuh oleh KH. Ali Masyfu’ ( sampai sekarang )
- PP. AL-ANWAR diasuh oleh KH. Maimoen Zubair ( sampai sekarang )
PP. AL-HIDAYAH diasuh oleh KH. Abd. Hamid Bin Ahmad (sekarang diasuh oleh K. A. Ustukhri Irsyad)
- PP. NURUL ANWAR diasuh oleh KH. Aufal Marom ( sampai sekarang )
Demikianlah
sekilas tentang berdirinya pondok pesantren Sarang. Semoga kita bisa
mengambil ‘ibroh, sehingga kita bisa bersama beliau di akhirat. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar